Minggu, 18 November 2012

Analisis Perilaku Konsumen


PENELITIAN KONSUMEN

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Mengenal konsumen kita konsumen yaitu :Kekuatan sosial jiwa manusia itu sendiri.Suatu metode didefinisikan sebagai Dalam perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas.Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku suatu wakil realitias yang disederhanakan. Model perilaku konsumen dafat didefinisikan sebagai suatusekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras konsumen.  
Model perilaku konsumen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerjaatau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial,kelompok anutan (small referebce grups), dan keluarga.Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar,kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku konsumen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahuimengenai perilaku konsumen. Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara  keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berartikeberhasilan dalam menyalami jiwa konsumen dalam memenuhikebutuhannya.
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.
  1. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Metode Penelitian Perilaku Konsumen ?
2.      Apasaja Macam-macam Penelitian Konsumen ?
3.      Bagaimana Pendekatan Penelitian Konsumen ?
4.      Apasaja Metode-Metode Pengumpulan Informasi Konsumen ?
5.      Bagaimana Teori Perilaku Konsumen ?
6.      Bagaimana Teknik-teknik Pendekatan Keputusan Konsumen ?
7.      Bagaimana Teknik-teknik Pendekatan Keputusan Konsumen ?
8.      Apasaja Tipe-Tipe Konsumen ?
  1. Tujuan Masalah
1.      Untuk Mengetahui Metode-Metode Penelitian Perilaku Konsumen
2.      Untuk Mengetahui Macam-macam Penelitian Konsumen
3.      Untuk Mengetahui Pendekatan Penelitian Konsumen
4.      Untuk Mengetahui Metode-Metode Pengumpulan Informasi Konsumen
5.      Untuk Mengetahui Teori Perilaku Konsumen
6.      Untuk Mengetahui Teknik-teknik Pendekatan Keputusan Konsumen
7.      Untuk Mengetahui Teknik-teknik Pendekatan Keputusan Konsumen
8.      Untuk Mengetahui Tipe-Tipe Konsumen


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Metode, Teknik, dan Penelitian Konsumen
Metode dan teknik merupakan dua kata yang sering digunakan secara simultan dan bersamaan. Metode menunujukkan suatu cara yang sifatnya teoritis, sedangkan teknik menunjukkan cara yang bersifat praktis. Penelitian konsumen dapat didefinisikn sebagai pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data secara sistemtis tentang konsumen[1].
B.  Macam-macam Penelitian Konsumen
1.   Penelitian Eksplorasi
Metode ini merupakan  metode memepengaruhi konsumen (consumer suggestions) dan metode memfokuskan kelompok (focus groups).
·         Metode mempengaruhi konsumen : Dalam dunia bisnis banyak pengaruh dan masalah yang dihadapi  oleh konsumen yang dapat diketahui melalui pemberian sugesti pada konsume secara spontan, misalnya mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk atau merk baru[2].
·         Metode memusatkan atau memfokuskan kelompok komsumen : mengadakan wawancara kepada kelompok konsumen yang terdiri dari enam sampai delapan orang yang mempunyai latar belakang yang sama. Kelompok konsumen tersebut mengasosiasikannya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasar.
2.   Penelitian Tentang Kesimpulan Konsumen
Penelitian eksplorasi tidak direncanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam penelitian pertanyaan yang diberikan oleh konsumen. Oleh karena itu penelitian mengenai kesimpulan konsumen terhadap suatu produk, merk dan pelayanan itu penting.
C.    Pendekatan penelitian konsumen
Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan longitudinal[3].
1)   Pendekatan penelitian cross-sectional.
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada watu tertentu mempelajarinilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk dalm momen waktu tertentu.
2)   Pendekatan penelitian longitudinal.
Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu,Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yangrelative lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctionalmenggnakan waktu yang relative singkat atau sesaat.

D.  Metode-Metode Pengumpulan Informasi Konsumen
Ada tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, ekspresimen dan survai[4].
1.   Metode observasi .
Salah satu cara mempelajari konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen membeli produk merk tertentu, sikap dan penilaiyan konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang paling disukai oleh konsumen . 
2.     Metode ekspesimen .
metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan ekspresimen atau percobaan terhadap situasi.Misalnya: mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan prilaku membeli.Metode ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
a)      Eksperimen Laboratorium.
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk mengontrol variabel-variabel dari luar.Misanya : mengadakan percobaan terhadap kesukaan konsumen.
b)      Eksperimen Lapangan.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumenterhadap sutu produk, merek baru yang di perkenalkan ataudipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh harga, iklanterhadap pemasaran produk, atau merek baru.

3.   Metode Survai
Metode pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipsi secara aktif.Ada tiga teknik dalam metode survai, yaitu wawancara pribadi(personal interview), survai melalui telepon (teleponsuveys), dansurvai melalui surat (mail surveys).
a.   Wawancara pribadi.
Teknik pengumpulan informasi yang di lakikan dengan infrmasisecara langsung berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
b.   Survei melalui telepon.
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui telepondimaksud untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.
c.   Survai melalui surat.
Teknik pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada konsumen melalui metode pos.Tujuan survei melalui surat antara lain adalah untuk medapatinformasi mengenai tanggapan dan perilain konsumen terhadap suatu produk.
E.    Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan: pendekatan nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat ataukenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantintatif. Berdasarkan kepada pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan kosumennya keatas berbagai jenis barang yang terdapat dipasar. Dalam pendekatan nilai guna ordinal,manfaatatau kenikmatan yang diperoleh dari masyarakat yang dikonsumsi barang- barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yangakan memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasansama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akanmemberikan nilai guna (kepuasan yang sama).

F.   Teknik-teknik Pendekatan Keputusan Konsumen
1.   Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merk kepada konsumen agar konsumen tertarik atau termotifasi untuk mengambil keputusan membeli produk-produk yang disampaikan itu[5]. Dengan kata lain pemilik toko memberikan stimulus berupa produk-produk yang ada dalam toko, kemudian diharapkan konsumen dapat meresponnya secara positif.
2.   Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi[6]. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko hanya lebih bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merk, warna, kualitas, dan memberikan informasi tentang manfaatn, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang tersedia.
3.   Teknik Pendekatan Kombinasi antara Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara teknis stimulus-respons dan teknik humanistik[7]. Pemilik toko dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotifasi untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya diserahkan pada konsumen.
4.   Teknik Pendekatan Komunikasi yang Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan komunikasi persuasif melalui rumus AIDDAS, A= Attention (perhatian), I= Interest (minat), D= Desire (hasrat), D= Decision (keputusan), A= Action (tindakan), dan S= Satisfaction (kepuasan)[8].
Sebelum menggunakan rumus AIDDAS, pemilik toko dapat pula menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Berilah perhatian kepada konsumen dengan pendekatan komunikasi yang efektif dan menarik,
2.      Pelajari terlebih dahulu kebutuhan, keinginan, perasaan, sifat dan ciri khas kepribadian konsumen
3.      Dengarkan pendapat konsumen, kemudian berilah keyakinan kepada konsumen mengenai manfaat produk yang telah menjadi perhatiaannya,
4.      Manfaatkan prinsip rumus AIDDAS dengan ekspresi wajah yang meyakinkan.
G.  Paradigma Penelitian Konsumen
Para peneliti konsumen periode pertama hanya sedikit memikirkan pengaruh suasana hati, emosi, atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa pemasaran hanya merupakan ilmu ekonomi terapan, dan bahwa para konsumen akan pengambil keputusan yang rasional, yang secara obyektif menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang memberikan manfaat tertinggi dengan harga yang terendah.
Para peneliti konsumen sekarang ini menggunakan dua macam metodologi riset yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen, yaitu :
a.   Riset Kuantitatif
Bersifat desktiptif dan digunakan oleh para peneliti untuk memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap konsumen, sehingga memungkinkan para marketer meramalkan perilaku konsumen.
b.   Riset Kualitatif
Terdiri dari wawancara, kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi. Teknik-teknik ini terutama digunakan untuk memperoleh gagasan baru untuk kampanye promosi.
H.  Tipe-Tipe Konsumen
Tipe-Tipe Konsumen Menurut Ernest Kretschmer
Menurut Ernest Kretschmer tipe-tipe konsumen dikategorikan menjadi 3 tipe, tipe pertama yaitu Piknis, tipe kedua Leptosom, dan tipe terakhir adalah Atletis.Berikut adalah penjelasan dari ketiga tipe diatas:
1.   Tipe Piknis
Tipe Piknis pada umunya mempunyai bentuk badan bulan, anggota badan umumnya agak pendek, dan wajahnya bulat lebar. Karakter tipe ini menunukkan sifat peramah, suka berbicara, tenang, suka humor, ada pula yang sifatnya pendiam, baik hati, serta bersifat praktis energik.
Cara menghadapi atau melayani konsumen dengan tipe ini :
·    Perhatikan suasana hatinya, dan usahakan untuk berbincang jika ia menghendakinya.
·    Lakukan percakapan yang menarik, ramah, dan sedikit humor.
·    jangan mengadakan debat kusir karena mereka pada umumnya pandai bersilat lidah.
·    Untuk tipe piknis yang pendiam, sebaiknya diberi perhatian, dengan mengucapkan, misalnya: “Ada yang perlu dibantu, Ibu?”
·    jika mereka menunjukkan perilaku tertentu yang kurang pantas didengar, janganlah dipersoalkan karena mereka suka guyon atau humor.
2.   Tipe Leptosom
Untuk tipe Leptosom, Bentuk tubuh agak kecil dan lemah, bahu tampak kecil, leher dan anggota badan menunjukkan kesan kurus panjang. Karakter leptosom menunjukkan orang yang angkuh, orang idealis.
Cara menghadapi atau melayani:
·    Hormatilah mereka seperti seorang raja yang harus siap dilayani.
·    Bersikaplah sabar, hormat, dan bijaksana, dan menurutnya.
·    Jangan menegur mereka dengan cara yang kurang enak, tetapi sapalah mereka dengan sikap hormat, tunduk kepada mereka.
3.   Tipe Atletis
Sedangkan untuk tipe Atletis bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, dan pinggul berisi. Anggota badannya cukup panjang, badan berotot dan kekar. Wajahnya bulat telur atau lonjong. Karakternya menunjukkan sikap banyak gerak, tetapi penampilannya kalem, jarang humor, dan mempunyai sifat tidak lekas percaya dan kaku.
Cara menghadapi atau melayani:
·    Hindari berdiskusi atau berdebat kusir.
·    berilah kesan seolah-olah mereka orang yang pandai.
·    bersabarlah dan jangan menunjukkan sikap terburu-buru kepada mereka.
·    Sebaiknya, jika ada pertanyaan yang mereka kemukakan, hendaknya dijawab dengan penjelasan yang sistematis dan, kalau memungkinkan, dengan alat peragaan. Karena mereka umumnya tidak cepat percaya.
·    Hindarilah sikap yang mengecewakan mereka, terutama jika mereka tidak jadi membeli barang.
Tipe- tipe Konsumen Menurut Johnstone
Johnstone Mengkategorikan konsumen sebagai konsumen pria, konsumen wanita, konsumen remaja, konsumen lanjut usia, konsumen pendiam, konsumen suka berbicara, konsumen penggugup, konsumen ragu-ragu, kosnumen pembantah, konsumen pendatang, konsumen sadar, konsumen curiga, konsumen angkuh, dan konsumen lainnya.
a.       Pria
Ciri-cirinya:
·    Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
·    Sering tertipu karena tidak sabaran untuk memilih dulu sebelum membeli.
·    Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu.
·    Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan pembelian.
·    Mudah terpengaruh olrh nasihat yang baik, argumentasi yang objektif.
b.      Wanita
Ciri-cirinya:
·    Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual.
·    Lebih bayak tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena wanita lebih perasaan daripada pria.
·    Juga lebih banyak tertarik pada gejala mode, terutama pada remaja putrid, dan bahkan belakangan ini remaja putra pumn mulai tertarik.
·    Mementingkan status sosial, wanita jauh lebih peka.
·    menyenangi hal-hal yang romantis daripada objektif.
·    Mudah meminta pandangan, pendapat, atau pun nasihat dari orang lain.
·    Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya.
·    senang berbelanja, sehingga sering kali sukar untuk cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya.
·    Cepat merasakan suasana toko.
c.       Remaja
Ciri-cirinya:
·    Remaja amat mudah terpengaruh oleh bujukan penjual.
·    Mudah terbujuk iklan.
·    Tidak berpikir hemat.
·    kurang realistis, romantis, dan impulsive.
d.      Lanjut usia
cirri-cirinya:
·    Umumnya kelompok ini memiliki pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya. Seringkali menampakkan tingkah laku seolah-olah mereka adalah terpandai, penjual sering dianggap anak kecil yang tidak mengetahui apa pun.
·    Tidak bisa mengikuti perputaran jaman, sehingga seringkali menanyakan barang-barang yang sudah tidak diproduksi lagi.
·    Tidak terburu-buru dalam mebeli barang, bahkan senang berbincang dulu dengan penjual.
·    Kehidupan sekarang dirasakannya amat tidak menyenangkan.
·    Bersikap tenang dan ramah, terutama kaum wanitanya cenderung menunjukkan rasa keibuannya kepada yang lebih muda.
e.       Pendiam
            Ini merupakan tipe pelanggan yang paling sulit dihadapi sebab penjual tidak punya pegangan untuk dapat mulai mencoba mengadakan percakapan. Cara terbaik untuk menghadapinya:
·         Pembeli yang pemalu akan merasa tenteram jika dihadapi dengan sikap ramah amah, hormat dan penuh perhatian. Pembeli pemalu biasanya cenderung untuk cepat membeli.
·         Jika pembeli tampaknya sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya jangan diajak bicara, sebab dapat mengacaukan pikirannya.
·         Harus dicoba menarik perhatian pembeli yang kurang dapat memusatkan perhatiannya, misalnya dengan cara menggerakkan tangan atau dengan berbicara yang menarik.
·         Jika dijumpai pembeli yang mengalami hambatab dalam kemampuan berbicara, jangansekali-kali hal ini diperhatikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
o   Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan suatu produk dan jasa mereka atau satu tindakan-tindakan, proses hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk.
o   Penelitian konsumen dapat didefinisikn sebagai pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data secara sistemtis tentang konsumen.
o   Para konsumen akan pengambil keputusan yang rasional, yang secara obyektif menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang memberikan manfaat tertinggi dengan harga yang terendah
o   Metode yang digunakan dalam penelitian perilaku konsumen menggunakan metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsumen.


DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2009, Perilaku Konsumen, Bandung; Resika Aditama
Sukirno, Sadono, 2005, Mikro Ekonomi teori pengantar, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada



[1] Perilaku Konsumen, Dr. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. Hal.49
[2] Ibid
[3] Perilaku Konsumen, Dr. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. Hal. 50
[4] Ibid hal. 51
[5] Perilaku Konsumen, Dr. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. Hal. 53
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Ibid, Hal. 54

1 komentar: